Resensi Berbagai Studi tentang Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Pendidikan Agama. Dibuat secara individu.
  • Nama: Ahmad Fauzan
  • NIM: 220501011002

A. Resensi

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Selvia Septiyani, Anindita Salsabela Arsi, Dita Aulia Salsabila, dan Achmad Tubagus Surur (2025) dengan judul “Peran Toleransi Antar Umat Beragama dalam Membangun Keharmonisan Sosial di Desa Linggoasri: Studi Kasus Interaksi Sosial dan Pelestarian Kearifan Lokal”. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara secara kualitatif dengan subjek penelitian adalah masyarakat Desa Linggoasri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial yang intens, gotong royong, serta pelestarian kearifan lokal mampu menjaga keharmonisan meskipun terdapat perbedaan keyakinan.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Barbara Green Winslet Bessie, Salomi Poko, dan Yakobus Adi Saingo (2025) dengan judul “Meningkatkan Solidaritas Antar Umat Beragama Melalui Pendidikan Agama Kristen Di NTT”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi pustaka dengan subjek penelitian yang berfokus pada penerapan Pendidikan Agama Kristen di wilayah Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kasih, toleransi, dan solidaritas dalam Pendidikan Agama Kristen efektif dalam mengurangi potensi konflik serta membentuk karakter inklusif di tengah keberagaman.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Wildan Yusran Hutabarat, Isnarmi, Henni Muchtar, dan Susi Fitria Dewi (2024) dengan judul “Pandangan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Masyarakat Multiagama terhadap Nilai-Nilai Kerukunan”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian meliputi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan masyarakat multiagama di Kota Padang Panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun FKUB memiliki peran strategis sebagai mediator dalam membangun kerukunan, partisipasi aktif dan sosialisasi kepada masyarakat masih perlu ditingkatkan agar nilai-nilai kerukunan dapat terinternalisasi dengan optimal.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Jessintha Filardin Laukapitang, Yakobus Adi Saingo, dan Marthen Neolaka (2025) dengan judul “Implementasi Galatia 5 Dalam Menciptakan Dialog Yang Kondusif Antara Pemeluk Agama”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berbasis studi pustaka dengan subjek penelitian adalah pemeluk agama yang terlibat dalam dialog antar agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai dalam Galatia 5, seperti kasih, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan, mampu menciptakan dialog yang kondusif dan mengurangi potensi konflik antar pemeluk agama.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Lidwina Lisi Wanganain dan Yuwantri Jalli Rengu (2025) dengan judul “PERAN AGAMA SEBAGAI PILAR KEHIDUPAN YANG HARMONIS DAN KESETUAN DALAM BIHNEKA TUNGGAL IKA”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian adalah masyarakat majemuk yang menganut berbagai agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agama berperan sebagai pilar utama dalam menciptakan toleransi, saling menghormati, dan persatuan di tengah keberagaman budaya dan keyakinan.

Tabel:

No

Peneliti

Judul Peneltian

Metode

Hasil

1

Selvia Septiyani, Anindita Salsabela Arsi, Dita Aulia Salsabila, Achmad Tubagus Surur

Peran Toleransi Antar Umat Beragama dalam Membangun Keharmonisan Sosial di Desa Linggoasri: Studi Kasus Interaksi Sosial dan Pelestarian Kearifan Lokal

Observasi dan wawancara (kualitatif)

Interaksi sosial yang intens, gotong royong, dan pelestarian kearifan lokal menjaga keharmonisan meskipun terdapat perbedaan keyakinan.

2

Barbara Green Winslet Bessie, Salomi Poko, Yakobus Adi Saingo

Meningkatkan Solidaritas Antar Umat Beragama Melalui Pendidikan Agama Kristen Di NTT

Pendekatan kualitatif berbasis studi pustaka

Nilai kasih, toleransi, dan solidaritas efektif mengurangi potensi konflik dan membentuk karakter inklusif di tengah keberagaman.

3

Wildan Yusran Hutabarat, Isnarmi, Henni Muchtar, Susi Fitria Dewi

Pandangan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Masyarakat Multiagama terhadap Nilai-Nilai Kerukunan

Deskriptif kualitatif

FKUB berperan sebagai mediator dalam membangun kerukunan, namun partisipasi aktif masyarakat perlu ditingkatkan untuk internalisasi nilai kerukunan.

4

Jessintha Filardin Laukapitang, Yakobus Adi Saingo, Marthen Neolaka

Implementasi Galatia 5 Dalam Menciptakan Dialog Yang Kondusif Antara Pemeluk Agama

Kualitatif deskriptif berbasis studi pustaka

Penerapan nilai Galatia 5 (kasih, empati, penghargaan) meningkatkan kualitas dialog dan mengurangi potensi konflik antar pemeluk agama.

5

Lidwina Lisi Wanganain, Yuwantri Jalli Rengu

PERAN AGAMA SEBAGAI PILAR KEHIDUPAN YANG HARMONIS DAN KESETUAN DALAM BIHNEKA TUNGGAL IKA

Kualitatif deskriptif

Agama berperan sebagai pilar utama dalam menciptakan toleransi, saling menghormati, dan persatuan di tengah keberagaman budaya dan keyakinan.


B. Kesimpulan

Kelima penelitian tersebut menegaskan bahwa kerukunan antar umat beragama merupakan hasil sinergi dari berbagai upaya, mulai dari interaksi sosial yang intens dan pelestarian kearifan lokal, pendidikan agama yang menginternalisasi nilai kasih dan toleransi, hingga dialog yang konstruktif di antara pemeluk agama. Studi di Desa Linggoasri menunjukkan bahwa nilai gotong royong dan tradisi lokal mampu menyeimbangkan perbedaan keyakinan, sementara penerapan nilai-nilai dalam Pendidikan Agama Kristen di NTT menumbuhkan solidaritas dan membentuk karakter inklusif. Di sisi lain, peran lembaga seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Padang Panjang memperlihatkan pentingnya mediator dalam mengatasi kesenjangan partisipasi masyarakat, meskipun upaya sosialisasi perlu ditingkatkan. Penerapan nilai-nilai dari Galatia 5, yang menekankan kasih, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan, juga terbukti efektif dalam menciptakan dialog yang kondusif dan mengurangi potensi konflik. Secara keseluruhan, agama tidak hanya berfungsi sebagai panduan spiritual, tetapi juga sebagai pilar moral yang mempersatukan masyarakat majemuk melalui nilai-nilai universal yang harus terus diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.

C.  Rekomendasi

  1. Penguatan Kurikulum Pendidikan
    - Mengintegrasikan nilai-nilai toleransi, solidaritas, dan empati ke dalam kurikulum pendidikan di semua jenjang, baik di tingkat formal maupun non-formal.
    - Menyelenggarakan pelatihan dan workshop bagi pendidik untuk mengoptimalkan pendekatan pengajaran yang mendukung pembentukan karakter inklusif.

  2. Optimalisasi Peran Lembaga Kerukunan
    - Meningkatkan peran serta lembaga seperti FKUB melalui program sosialisasi, dialog terbuka, dan kegiatan interaktif yang melibatkan semua lapisan masyarakat.
    - Mengadakan forum rutin antar pemuka agama untuk membahas isu-isu aktual serta memperkuat jaringan komunikasi antar umat beragama.
  3. Pemanfaatan Teknologi dan Media Digital
    - Menggunakan platform digital untuk menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi, serta mendokumentasikan praktik-praktik terbaik dalam membangun kerukunan.
    - Membuat aplikasi atau portal online sebagai wadah diskusi dan pertukaran informasi yang bersifat inklusif antar umat beragama.
  4. Pelestarian Kearifan Lokal
    - Mendukung program-program pelestarian tradisi dan kearifan lokal yang telah terbukti mampu memupuk rasa kebersamaan dan toleransi.
    - Mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dalam strategi pembangunan sosial guna menjaga identitas sekaligus meningkatkan kohesi sosial.
  5. Kolaborasi Lintas Sektoral
    - Mendorong kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, tokoh agama, dan masyarakat untuk merumuskan kebijakan publik yang mendukung integrasi sosial dan penanganan konflik antar umat beragama.
    - Melakukan penelitian lanjutan untuk mengevaluasi efektivitas program-program toleransi dan dialog antar agama, sehingga strategi yang diterapkan dapat disesuaikan dengan dinamika dan tantangan zaman.

Implementasi rekomendasi tersebut diharapkan tidak hanya mengurangi potensi konflik, tetapi juga membangun fondasi sosial yang kokoh, di mana keberagaman menjadi kekuatan untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, inklusif, dan berdaya saing.

    D.    Link Publikasi

    Peran Toleransi Antar Umat Beragama dalam Membangun Keharmonisan Sosial di Desa Linggoasri: Studi Kasus Interaksi Sosial dan Pelestarian Kearifan Lokal
    Halaman Jurnal: https://ejurnal.kampusakademik.co.id/index.php/jssr/article/download/3576/3212/14405

    Meningkatkan Solidaritas Antar Umat Beragama Melalui Pendidikan Agama Kristen di Nusa Tenggara Timur
    Halaman Jurnal: https://ejurnal.faaslibsmedia.com/index.php/complex/article/view/68
    PDF Jurnal: https://ejurnal.faaslibsmedia.com/index.php/complex/article/view/68/63

    Pandangan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Masyarakat Multiagama terhadap Nilai-Nilai Kerukunan di Kota Padang Panjang
    Halaman Jurnal: https://jecco.ppj.unp.ac.id/index.php/jecco/article/view/361
    PDF Jurnal: https://jecco.ppj.unp.ac.id/index.php/jecco/article/download/361/168/

    Implementasi Galatia 5 dalam Menciptakan Dialog yang Kondusif antara Pemeluk Agama
    Halaman Jurnal: https://jurnal.fanshurinstitute.org/index.php/wathan/article/view/205
    PDF Jurnal: https://jurnal.fanshurinstitute.org/index.php/wathan/article/view/205/116

    Peran Agama sebagai Pilar Kehidupan yang Harmonis dan Kesatuan dalam Bhinneka Tunggal Ika
    Halaman Jurnal: https://ejournal.warunayama.org/index.php/triwikrama/article/view/11096
    PDF Jurnal: https://ejournal.warunayama.org/index.php/triwikrama/article/view/11096/9740

    Posting Komentar untuk "Resensi Berbagai Studi tentang Kerukunan Umat Beragama di Indonesia"