Uang Bingung dan Sawah Bingung
Hari ini saya diminta oleh nenek saya menjadi saksi atas pembelian tanah. Saya pergi ke rumah nenek, menunggu notaris, pihak pembeli, dan saksi dari pihak pembeli.
Luar biasa, ternyata.
Lebih luar biasa lagi ketika saya disuruh mengecek keseluruhan sertifikat tanah milik nenek saya. Jumlahnya, gilakkkk banyak bet. Bahkan saya heran kenapa orang tua saya gak pernah dapat advice terkait investasi seperti yang nenek saya lakukan.
Sertifikat kepemilikan lahan tersebut bervariasi mulai dari kontrakan, pekarangan, kebun, dan paling banyak adalah sawah.
Panjang ceritanya kenapa nenek saya yang seorang pedagang di warung dan punya anak 5 bisa sejago ini mengelola aset.
Saya sudah mendengar ceritanya berulang kali di kesempatan-kesempatan sebelumnya.
Pada kesempatan ini saya mendapatkan hal baru, saya bingung istilahnya, namun nenek saya menyebut sebuah frasa yang menarik yaitu "uang bingung" dan "sawah binung".
Entah dimulai dari mana... Yang jelas alasan kenapa nenek saya membeli sawah (mnisalnya) karena ada sawah bingung.
Sawah bingung yang dimaksud adalah sawah yang perlu dijual secepat mungkin karena pemiliknya BU.
Maka secara otomatis ketika itu ditawarkan ke nenek saya, nenek saya mendapatkan penawaran harga murah.
Yesss. Di sini seninya berdagang. Siapa yang lebih membutuhkan, dia mau tidak mau harus membayarnya lebih mahal atau mendapatkan leibih sedikit.
So, selain karena untuk investasi, sawah memang bagus, tapi cara nenek saya beli sawah bukan dengan setiap nabung, duit kekumpul, lalu cari sawah yang dijual.
Melainkan kerja, disihkan, ketika suatu saat ada orang BU dan nawarin, di situlah baru masuk.
Jadi setelah uang hasil bekerja didapat, hanya disisihkan saja. Stay cash.
Di situ saya nangkap sesuatu, stay cash sampai dapat harga diskon.
Kebetulan saya juga sering berdagang saham di bursa efek indonesia.
Yang saya lakukan justru memposisikan uang saya sebagai "uang bingung".
Apa maksudnya? ketika saya dapat uang dari pekerjaan yang saya lakukan maupun keuntungan berdagang saham. Saya buru-buru membelikan uang tersebut ke asset lain dengan harapan dalam benak saya "sayang kalau duitnya didiemin begitu saja", lebih baik dibelikan sesuatu dan cepet kasih hasil lagi.
Tidak salah, namun satu hal yang tidak bisa saya dapatkan adalah... saya tidak dapat asset hidden gem yang murah.
Uang bingung... jika sawah bingung karena pemiliknya BU. Saya sebaliknya, saya bukan butuh uang tapi butuh barang/asset lain yang bisa menghasilkan uang lagi.
Namun terkadang terlalu buru-buru justru bikin saya kehilangan kesempatan dapat barang murah.
Lalu, apa yang saya pelajari?
Stay cash until market crash.
Bukan crash yang gimana-gimana juga. Tapi tunggu bantingan yang worth it. Jika engga, gapapa kok pegang lebih banyak uang dulu daripada langsung jadi asset yang dibeli sudah dalam harga mahal.

Posting Komentar untuk "Uang Bingung dan Sawah Bingung"